Kamis, 14 Oktober 2010

KAJIAN STRATEGIS PENGEMBANGAN TAHAP LANJUT SENTRA BISNIS UKM PASCA DUKUNGAN PROGRAM PERKUATAN

I.  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sektor usaha kecil dan menengah (UKM) telah mampu menunjukkan kinerja yang relatif lebih tangguh dalam menghadapi masa krisis yang panjang. Pada tahun 2005 jumlah UKM tercatat 44,6  juta unit atau 99,99% dari keseluruhan unit usaha ekonomi yang ada, dengan tingkat penyerapan tenaga kerja sebesar 88,7% dari jumlah tenaga kerja yang ada, atau mencapai 68,28 juta orang. data ini mengindikasikan UKM dapat menjadi motorpenggerak bagi pertumbuhan ekonomi nasional, walaupun rata-rata produktifitasnya relatif masih rendah. mengingat struktur UKM yang khas, dengan heterogenitas yang cukup tinggi, maka pendekatan pembangunan UKM melalui sentral/klaster menjadi salah satu langkah yang dianggap strategis. untuk itu proses pengembangan sentra UKM yang selama ini dilakukan (sejak tahun 2001), disertai dengan memberikan bantuan perkuatan, baik dalam bentuk financial maupun nonfinancial. salah satu hasil kajian terhadap sentra yang dilakukan pada tahun 2003 dan 2004 menunjukkan bahwa :
  1. Paling tidak telah ada dampak positif pengembangan sentra dalam bentuk peningkatan kapasitas sentra, walupun kondisi itu belum disertai dengan peningkatan produktifitasnya, 
  2. Sudah terjalin kerja sama antar UKM dalam sentra yakni dibidang pemasaran (24%) dan pengadaan bahan baku (19%)
  3. Ditemukan ada persaingan antar UKM dalam sentra yang cukup tinggi.
Dari beberapa hal diatas dapat dikatakkan bahwa, banyak hal yang memerlukan perhatian lebih lanjut dalam proses pembinaan dan pengembangan sentra bisnis UKM pasca dukungan perkuatan, termasuk juga keterkaitan sentra dengan lembaga-lembaga pelaksana yang melakukan dukungan perkuatan antaralain BDS dan KSP/USP.

1.2 Rumusan Masalah

Dari berbagai permasalahan yang ada, terdapat tiga masalah yang akan dilihat dalam pengkajian ini yaitu :
  1. Bagaimana kemandirian dan kesiapan sentra bisnis UKM pascadukungan perkuatan dalam hal kemampuan dan kompetensinya menghadapi tantangan kompetisi bisnis.
  2. Apa Keysucces factors yang menentukan keberhasilan sentra bisnis, serta merumuskan strategi tahap lanjut pengembangannya
  3. Seberapa besar dan bagaimana peran BDS dan KSP/USP dalam pengembangan sentra bisnis UKM
1.3 Tujuan dan Manfaat

Kajian ini bertujuan untuk :
  1. Mengidentifikasi dan menganalisis perkembangan sentra bisnis yang mendapat dukungan finansial dan nonfinansial
  2. Menganalisis kesiapan dan kemandirian sentra-sentra bisnis pasca dukungan perkuatan 
  3. Menginfentarisasi bentuk-bentuk fasilitas yang diperlukan oleh sentra bisnis pasca dukungan perkuatan
Hasil kajian ini diharapkan akan bermanfaat sebagao bahan masukkan bagi pemerintah dalam perumusan kebijakan pengembangan tahap lanjut sentra bisnis UKM pasca dukungan perkuatan dan perbaikan pembinaan bagi sentra yang masih proses dukungan perkuatan.

II. KERANGKA BERPIKIR

Yang dimaksud dengan sentra bisnis pasca dukungan perkuatan adalah sentrabisnis yang telah mendapat dukungan perkuatan nonfinansial selama 3tahun, sementara dukungan finansial melalui KSP/USP masih berlanjut. Sesuai dengan tujuan pemberian perkuatan, seyogyangya bagi sentrabisnis yang sudah selsai periode perkuatannya sudah mampu menjalankan dan mengmbangkan sentranya sendiri dengan atau tanpa bantuan. hasil analisis sementara menyatakan sebelum terlihat adanya perkembangan yang sinifikan terhadap kelompok sentra tersebut diatas.

Untuk lebih memfokuskan kajian ini, maka objek amatan akan dibatasi pada sepuluh sektor yang cukup dominan diusahakan oleh sentra. hasil kajian kementrian koperasi dan UKM tahun 2004 menginformasikan jumlah sentra mencapai 1120 unit yang tersebar dalam 47 sektor usaha. dari jimlahitu terdapat sepuluh sektor utama (67,75%) yang dikelola oleh banya sentra, dengan komposisi penyebaran sebagai berikut :
  1. Indusrti barang-barang kayu/bambu/rotan 168 unit ( 18,30%)
  2. Perikanan laut dan hasil lainnya 87 unit ( 9,48%)
  3. Tanaman perkebunan dan tanaman lainnya 75 unit (8,17%)
  4. Indutri tekstil dan tekstil jadi kecuali pakaian 59 unit ( 6,43%)
  5. Industri roti, biskuit, mie, makaroni, lainnya 53unit ( 5,78%)
  6. Industri pakaian jadi dan barang rajutan 49 unit ( 5,43%)
  7. Unggas dan lainnya 37 unit ( 4,03%)
  8. Peternakkan 35 unit ( 3,81%)
  9. Perikanan darat dan hasil perairan darat 32 unit ( 3,49%)
  10. Industri barang-barang dari tanah liat 27 unit (2,94%)
Berdasarkan tujuan yang akan dicapai , maka kajian ini didekati melalui pola sebagaimana terlihat pada skema 1
2.1 Ruang  Lingkup

Ruang lingkup kajian meliputi :
  1. Menganalisis dampak dukugan perkuatan terhadap peningkatan kapasitas bisnis UKM di sentra binsnis. Analisi ini mencakup penilaian terhadap komponen output, dan komponen UKM dari Sentra bisnis
  2. Menganalisis dampak perkuatan terhadap kemandirian sentra bisnis
  3. Analisis tentang bentuk-bentuk dukungan perkuatan yang dibutuhkan oleh sentra pasca dukungan perkuatan
  4. Memotret dan menganalisis kinerja sentra bisnis UKM yang masih mendapat dukungan perkuatan
  5. Menganalisis efektifitas peran BDS dan KSP dalam pengembangan sentra bisnis

III.  METODE KAJIAN

Kajian ini termasuk jenis survei, yang dilaksanakan di 32 propinsi, metode pengumpulan data yang digunakan quantitative research yaitu melalui pendekatan quantitative survey dengan menggunakan kuesioner berstruktur dan desk research atas materi terkait.

Data yang akan dianalisis adalah data primer dan data sekunder. data primer berupa data runtun waktu (time series) dan cross section yang dikumpulkan dari lapangan terjadap sentrabisnis UKM, BDS, KSP/USP dan UKM kabupaten atau kota dan propinsi dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Jumlah responden kajian terdiri dari 84 sentra yang terdiri dari 10 sektor yaitu industri kayu/rotan/bambu, perikanan laut, perkebunan, tekstil, makanan dan minuman, pakaian jadi, unggas, peternakan, perikanan darat, barang-barang dari tanah liat yang meliputi 840 UKM, 84 BDS dan 84 KSP/USP.

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah :
  1. Analisis deskriptif dan chi-square: Dilakukan untuk menggambarkan posisi dan kondisi responden dengan menggunakan metode distribusi frekuensi. Analisis distribusi frekuensi ini akan menggambarkan kecenderungan frekuensi fariable yang diamati.
  2. Pendekatan matrix profil kompetitif : pendekatan ini ditujukkan untuk menilai kinerja sektor unggulan yang akan diproyeksikan untuk menuju ke kluster (metode pembobotan dan rating)
  3. Analisis EFE (External Factor Evaluation) : Analisis ini ditujukkan untuk menentukan sepberapa besar peluang dan ancaman yang dihadapi oleh sentra pada 10 sektor.
  4. Analisis IFE (Internal Factor Evaluation) : Analisis ini ditujukkan untuk menentukan seberapa besar kekuatan dan kelemahan sentra pada 10 sektor.
  5. Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, And Threats) : Untuk menentukan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dihadapi oleh masing-masing sentra bisnis UKM pada 10 sektor.
  6. Matrix internal eksternal : Analisis ini digunakan untuk memberikan gambaran strategi  yang lebih spesifik untuk memfokuskan pada hasil penghitungan EFE, IFE, dan analisis SWOT.
IV. HASIL KAJIAN
4.1 Gambaran Umum

Sebagian besar yang ada berlokosi di pulau jawa. Bali sebanyak 4.558 (46,5%), diikuti oleh Sumatera 1.810 (18,5%), Sulawesi 1.102 (11,3%), dan sisanya di Kalimantan beserta pulau-pulau lainnya.Disisi lain, sekitar 80 % industri-industri bersekala besar dan menengah berada di pulau Jawa. kondisi ini seiring dengan kepadatan penduduk yang tinggi di pulau tersebut. jika dilihat dari populasi UKM didaalam sentra, maka sekitar 74% sentra didaerah jawa.Bali memiliki lebih 100 UKM didalamnya. Berikut ini penyebaran sentra bisnis di Indonesia :


Penyebaran sentra bisnis UKM di Indonesia :
  1. Perkuatan financial MAP (Modal Awal Padanan) yang disalurkan melalui KSP/USP jumlah sentra yang mendapat perkuatan dana dari pemerintah mulai tahun2001 sampai dengan tahun 2004 sebanyak 1120 sentra yang meliputi 36.960 UKM. rata-rata jumlah UKM per sentra adalah 33 UKM dan jumlah ini relatif tetap setiap tahunnya.Jumlah dan perkuatan yang dikucurkan oleh pemerintah sampi dengan saat ini adalah sebesar Rp. 225.250.000.000,- yang disalurkan melalu KSP/USP yang ditunjuk. Rata-rata alokasi dana perkuatan persentra bisnis UKM antara 200juta sampai 250 juta, dan rata-rata perkuatan perUKMnya sebesar Rp. 7,3Juta. Hal ini secara rinci dijelaskan pada tabel 1 berikut ini :

  1. Perkuatan Non finansial melalui BDS ( business Development Service) perkuatan Non finansial diberikan UKM di dalam sentra bisnis melalui BDS. Hingga tahun 2005 jumlah BDS yang di fasilitasi untuk melakukan pembinaan kepada sentra bisnis sebanyak 957 BDS. Dalam hal ini terdapat 10 program layanan yang menjadi tugas BDS diantaranya tugas perdampingan, layanan informasi, konsultasi, perluasan akses pasar, pengembangan teknologi, penyusunan proposal dan lainnya. Dalam menjalankan tugasnya , BDS mendapat dukungan dana operasional masing-masing sebesar 50 juta sebagai stimulasi dalam menjalankan tugasnya. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa dana ini digunakan untuk membantu BDS dalam memberikan pelayanan kepada sentra bisnis UKM, dengan alokasi sebagai berikut.  

 4.2 Perkembangan Dukungan Perkuatan Finansial pada Sentra Bisnis UKM di 10 Sektor

Dana dukungan perkuatan finansial yang disalurkan pada sentra bisnis UKM pada 10 sektor sebesar Rp. 643.395.317,- dan rata-rata perkuatan untuk UKM per sentra per sektor sebesar Rp. 64.339.531,68 untuk pasca perkuatan dan untuk on going Rp. 75.757.073. Untuk mengetehui perkembangan dana perkuatan finansial tersebut dapat dilihat pada tabel 2 berikut ini .

Tabel 2. Jumlah Dana Perkuatan MAP yang Disalurkan KSP/USP pada 10 Sektor


http://www.smecda.com/kajian/files/jurnal/Hal_1.pdf


1 komentar: