Selasa, 30 Oktober 2012

TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN



Dalam menjalankan bisnis, perusahaan diharapkan/dituntut untuk memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak yang berkepentingan dengan perusahaan baik pihak internal maupun eksternal. Yang harus diperhatikan perusahaan di sisi pihak internal perusahaan adalah seperti masalah kesejahteraan karyawan, masalah kondisi kerja, masalah desain pekerjaan, dan lain-lain. Sedangkan disisi eksternal, perusahaan harus memperhatikan masalah yang berkaitan dengan isu lingkungan, ketenagakerjaan, produk, pemasaran, pemasuk, dan masyarakat.
1.      Syarat bagi tanggung jawab moral
Ada tiga syarat bagi tanggung jawab moral, yaitu :
a.       Tanggung jawab mengendalikan tindakan dilakukan dengan sadar/tahu
Tanggung jawab mengendalikan bahwa suatu tindakan dilakukan dengan sadar dan tahu, karena hanya tindakan yang dilakukan dengan sadar dan tahu yang dapat dipertanggung jawabkan.
b.      Tanggung jawab mengendalikan adanaya kebebasan
Tindakan yang dilakukan dalam keadaan bebas (tidak terpaksa/di paksa) melakukan suatu tindakan dapat dikatakan relevan dan bias dipertanggung jawabkan
c.       Tanggung jawab mensyaratkan kemauan
Tanggung jawab mensyaratkan kemauan atas tindakan yang dilakukan .

2.      Lingkup tanggung jawab sosial
Tanggung jawab sosial perusahaan mencakup bagaimana perusahaan bertanggung jawab pada perlindungan buruh, perlingkungan lingkungan hidup, perlindungan konsumen, dan perlindungan hak azasi manusia secara keseluruhan.
Tanggung jawab sosial perusahaan dan masyarakat atau yang biasa disebut CSR (Corporate Sosial Responsibility) merupakan komitmen bisnis untuk berkontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan, bekerja dengan para karyawan perusahaan, keluarga karyawan tersebut, berikut komunitas setempat dan komunitas secara keseluruhan, dalam rangka meningkatkan kualitas kehidupan.
Adapun lingkup tanggung jawab sosial adalah:

a.       Keterlibatan perusahaan dalam kegiatan sosial yang berguna bagi kepentingan masyarakat luas
b.      Keuntungan ekonomis

Minggu, 28 Oktober 2012

ETIKA UTILITARIANISME DALAM BISNIS



Utilitarianisme ( utilis = berguna; utility = kegunaan, manfaat ) atau Universalisme, adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan bahwa manfaat terbesar untuk paling banyak orang haruslah menjadi tujuan utama tindakan manusia. Prinsip yang dipegang Utilitanianisme tindakan adalah; “ bertindaklah sedemikian rupa  sehingga menghasilkan akibat baik yang lebih besar bagi sebagian orang besar dibandingkan akibat yang buruk. Menurut kodratnya manusia menghindari ketidak senangang melainkan ia menvari kesenangan. Kebahagiaan tercapai bila manusia memiliki kesenangan dan bebas dari kesusahan
Utilitarianisme dibedakan menjadi dua yaitu, utilitarianisme tindakan dan utilitarianisme aturan.  Prinsip yang dipegang untuk utilitarianisme tindakan adalah “ bertindaklah sedemikian rupa sehingga mendapatkan akibat baik yang lebih besar bagi sebagian besar orang dibandingkan akibat yang buruk “. Sementara prinsip yang dipegang utilitarianisme aturan adala “ bertindaklah menurut aturan sehingga menghasilkan akibat baik yang lebih besar bagi sebagian besar orang dibandingkan akibat buruk “


Referensi
Etika Bisnis dan Implementasinyan - Ketut Rindjin
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama 
Jakarta - 2004


BISNIS DAN ETIKA


1.      Mitos Bisnis  Amoral
Mitos Bisinis Amoral adalah ungkapan yang biasa disebut oleh De George, ia mengingakapkan “Bisnis adalah bisnis. Bisnis jangan dicampuradukkan dengan Etika”. Mitos Bisnis Amoral mengungkapkan suatu keyakinan bahwa antara bisnis dan moralitas atau etika tidak ada hubungannya sama sekali dan terpisah satu sama lain. Bahkan, etika justru bertentangan dengan bisnis dan akan membuat pelaku bisnis kalah dalam persaingan bisnis yang ketat. Maka orang bisnis tidak perlu memperhatikan imbauan-imbauan, norma-norma dan moral-moral.

2.      Keutamaannya Etika Bisnin
Keutamaan dari bisnis adalah memperoleh keuntungan, dan untuk memperoleh keuntungan, etika sangat dibutuhkan. Dalam persaingan bisnis yang ketat para pelaku bisnis sadar betul bahwa perusahaan yang uggul bukan hanya perusahaan yang mempunyai kinerja bisnis – manajerial – finansial yang baik. Melainkan juga perusahaan yang memiliki kinerja etis, etos bisnis yang baik.

3.      Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis
Ada tiga sasaran dan lingkup pokok etika bisnis, yaitu :
a.       Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi, dan masalah yang terkait praktek bisnis yang baik dan etis. Dalam hal ini para pelaku bisnis di himbau untuk berbisnis secara baik dan etis, karena bisnis yang baik dan etis menunjang keberhasilan bisnisnya dalam jangka panjang.
b.      Untuk menyadarkan masyarakat, khususnya konsumen, buruh atau karyawan, dan masyarakat luas pemilik aset umum semacam lingkungan hidup, akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek bisnis siapapun juga.
c.       Etika bisnis berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan etis atau tidaknya suatu praktek bisnis. Etika bisnis disini bersifat makro, dimana didalamnya berbicara mengenai monopoli, ologopoli, kolusi, dan praktek-praktek semacamnya yang akan sangat mempengaruhi tidak hanya sehat tidaknya suatu ekonomi melainkan juga baik tidaknya praktek bisnis dalam sebuah negara.

4.      Prinsip – Prinsep Etika Bisnis
Prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Secara umum, terdapat beberapa prinsip etika bisnis, yaitu :
a.       Prinsip otonomi
Otonomi adalah sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b.      Prinsip kejujuran
Bisnis tidak bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan pada prinsip kejujuran. Kejujujuran sangat penting bagi kepentingan masing-masing pihak dan sangat menentukan relasi dan kelangsungan bisnis masing-masing pihak selanjutnya.
c.       Prinsip keadilan
Prinsip keadilan menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional, objektif,  dan dapat di pertanggung jawabkan.
d.      Prinsip saling menguntungkan
Prinsip ini menuntut agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak. Prinsip ini terutama mengakomodasi hakikat dan tujuan bisnis, maka dalam bisnis yang kompetitif, prinsip ini menuntut agar persaingan bisnis harus melahirkan win win situation
e.       Prinsip integritas moral
Prinsip ini terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan agar dia perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baiknya atau nama baik perusahaan.


Referensi :
Etika Bisnis - Dr. A Sonny Keraf
Penerbit : Kansius 1998

Selasa, 16 Oktober 2012

TEORITIKA ETIKA BISNIS


1.      Teori Pengertian Etika
Etika berasal dari bahasa Yunani ethos (ta etha) yang berarti “adat istiadat” atau “kebiasaan”. Dalam pengertian ini etika berkaitan dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun masyarakat atau kelompok masyarakat. Ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang di anut dan di wariskan dari sat orang ke orang lain.
A.    Norma Umum
Norma-norma umum bersifat umum dan universal. Norma-norma umum ini ada tiga, yaitu norma sopan santun, norma hukum, dan norma moral.
Norma Sopan Santun,  atau disebut juga norma etiket, adalah norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahiriyah manusia, misalnya menyangkut sikap dan perilaku seperti bertamu, makan dan minum, berpakaian, dsb.
Norma Hukum, adalah norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh masyarakat karena dianggap perlu dan niscaya demi keselamatan dan kesejahteraan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Norma ini lebih tegas dan pasti, karena ditunjang dan dijamin oleh hukuman atau sanksi bagi pelanggarnya.
Norma Moral, yaitu aturan mengenai sikap dan perilaku manusia sebagai manusia. Norma ini menyangkut tentang baik buruknya, adil tidaknya tindakan dan perilaku sejauh ia dilihat sebagai manusia. Norma moral lalu menjadi tolak ukur yang dipakai oleh masyarakat untuk menentukan baik buruknya tindakan dan perilaku manusia.

B.     Teori Etika Dentologi
Dentologi berasal dari bahasa Yunani deon, yang berarti kewajiban. Karena itu, etika dentologi menekankan kewajiban manusia untuk bersikap secara baik. Suatu tindakan itu baik bukan dinilai dan dibenarkan berdasarkan akibat atau tujuan baik dar tindakkan itu, melainkan berdasarkan tindakan itu sendiri sebagai baik pada dirinya sendiri. Dengan kata lain tindakan itu bernilai moral karena tindakan itu dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang memang harus dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.

C.     Etika Telelogi
Etika Telelogi mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang dicapai dengantindakan itu, atau berdasrkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu. Suatu tindakan dinilai baik, kalau bertujuan mencapai sesuatu yang baik, atau kalau akibat yang ditimbulkannya baik dan berguna.

2.      Bisnis Sebuah Profesi Etis
Bisnis dapat menjadi sebuah profesi yang etis dan baik secara moral. Bisnis dapat berkembang secara optimal sebagai sebuah profesi yang etis berarti yang dibutuhkan untuk menegakkan hal tersebut adalah prinsip-prinsip etis berbisnis yang baik, tetapi juga sebuah kerangka yang legal-politis kondusif untuk bisnis yang baik.
A.    Etika Terapan
Secara umum kita dapat membagi etika menjadi etika umum da etika khusus. Etika umum berbicara mengenai norma dan nilai moral, kondisi-kondisi dasar bagi mnausia untuk bertindak secara etis, bagaimana mengambil keputusan etis, teori-teori etika, lembaga-lembaga normative, dan semacamnya. Etika khusus adalah penerapan prinsip atau norma moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus. Dalam hal ini, norma dan prisip moral diteropongi dalam konteks kekhususan bidang kehidupan manusia yang khusus tertentu, maka, disatu pihak etika khusus memberi aturan sebagai pegangan, pedoman dan orientasi praktis bagi setiap orang.
Dalam kaitannya dengan ini, etika khusus lalu dianggap sebagai etika terapan. Terapan karena aturan normatif yang bersifat umum diterapkan secara khusus sesuai dengan kekhususan dan kekhasan bidang kehidupan dan kedgiatan khusus tertentu. Etika terapan memiliki ruang lingkup yang luas, karena hamper setiap bidang kehidupan dan kegiatan  manusia dapat mempunyai etika khusus atau etika terapannya sendiri-sendiri. Etika khusus lalu dibagi lagi menjadi tiga, yaitu etika individual, etika sosial, dan etika lingkungan hidup. Etika individual lebih menyangkut kewajiban dan sikap manusia terhadap dirinya sendiri. Etika sosial berbicara mengenai kewajiban dan hak, sikap dan pola perilaku manusia sebagai makhluk sosial dan interaksinya dengan sesamanya. Etika lingkungan hidup berbicara mengenai hubungan antara manusia baik sebagai individu maupun kelompok dengan lingkungan alam yang lebih luas dalam totalitasnya, dan juga hubungan antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya yang berdampak langsung atau tidak langsung pada lingkungan hidup secara keseluruhan.

B.      Etika Profesi
Profesi dapat dirumuskan sebagai pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dan dengan melibatkan komitmen pribadi yang mendalam. Dengan demikian orang professional adalah orang yang melakukan suatu pekerjaan purna waktu dan hidup dari pekerjaan itu dengan mengandalkan keahlian dan keterampilang yang tinggi serta mempunyai komotmen pribadi yang mendalam atas pekerjaan itu. Pekerjaannya membentuk identitas dan kematangan dirinya, dank arena itu dirinya berkembang bersama dengan perkembangan dan kemajuan pekerjaannya itu.


Referensi : Etika Bisnis Tuntutan dan Relevansinya – Dr. A. Sonny Keraf
Penerbit : Kanisius 1998

Senin, 15 Oktober 2012

TANGGUNG JAWAB SOSIAL


TUGAS 2

Tanggung jawab sosial perusahaan adalah tanggung jawab moral perusahaan terhadap masyarakat, dimana tanggung jawab tersebut merupakan komitmen bisnis dari sebuah perusahaan kepada kelompok individu dalam lingkungannya yang meliputi konsumen, karyawan, investor, pemasok, dan komunitas lokal.
Tanggung jawab terhadap konsumen wajib diterapkan oleh semua perusahaan, baik perusahaan kecil sampai perusahaan besar. Selain dengan tujuan mendapatkan keuntungan yang besar, tanggung jawab terhadap konsumen penting dilakukan dengan tujuan agar dapat menjalin hubungan yang baik dan harmonis terhadap konsumen, sehingga konsumen tersebut merasa puas dan merasa dihargai oleh perusahaan. Dengan kondisi demikian, maka nama baik perusahaan-pun akan menjadi baik, sehingga membuat kepercayaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan menjadi meningkat. Dan kemudian akan menghasilkan kesetiaan konsumen terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
1.      Tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen, terkait dengan :
A.    Tanggung Jawab Produksi
Produk harus harus diproduksi dengan keyakinan menjaga keselamata pelanggan,
B.     Tanggung Jawab Penjualan
Perusahaan tidak melakukan strategi penjualan yang terlalu aggressive atau iklan yang menyesatkan. Perusahaan harus memperhatikan kode etik dalam beriklan maupun dalam informasi produk, juga menghindari potensi salah interpretasi.
C.     Hak-hak Konsumen
·         Hak atas produk yang aman
·         Hak untuk mengetahui seluruh aspek produk
·         Hak untuk didengar
·         Hak untuk memilih produk yang disukai
·         Hak memperoleh informasi pembelian yang benar, dan
·         Hak memperoleh pelayanan yang baik
D.    Penetapan Harga
Perusahaan harus menetapkan harga yang wajar pada produknya

ETIKA BISNIS DALAM BERBISNIS


TUGAS 1 

Etika bisinis adalah suatu hal yang harus dimiliki oleh semua pelaku-pelaku bisnis, dimana etika bisnis merupakan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku dan harus dipatuhi dalam menjalankan bisnis disebuah perusahaan. Jika peraturan tersebut dilanggar atau di jalankan semestinya, maka aka nada sanksi atau masalah yang akan timbul di kemudian hari.
Maka dari itu, etika bisnis merupakan hal yang penting untuk seorang manager. Etika bisnis dapat dikatakaan penting karena etika bisnis berhubungan dengan banyak hal didalamnya, seperti hubungannya dengan antar perusahaan, konsumen, pegawai, kreditur, dan pesaing. Jika seorang manager dapat menguasai dan mengendalikan hubungan-hubungan tersebut, maka nama baik perusahaan yang ia pimpin akan baik, namun jika tidak dikuasai dan dikendalikan dengan baik, maka akan menjadi kendala yang sangat menyulitkan bagi perusahaan.
Saya bekerja di sebuah perusahaan swasta di bagian Adm. Personalia, saya memiliki manager yang menurut saya sangat memperhatikan etika-Nya sebagai Manager Personalia. Karena menurutnya, Seorang pemimpin merupakan panutan bagi bawahannya, terlebih ia adalah seorang manager yang ruang lingkupnya berhubungan langsung dengan karyawan di perusahaannya. Dia merasa harus mengerti apa yang menjadi kebutuhan karyawannya. Oleh karena itu, ia belajar untuk bagaimana menjadi seorang pemimpin yang mampu membaur dengan karyawannya dan memberikan motivasi kepada mereka dalam melakukan pekerjaannya.
Itu adalah contoh bagaimana seorang manager dalam melakukan pendekatan terhadap karyawannya. Dengan etika sebagai pemimpin yang sederhana dan supel, ia dapat menarik simpati karyawannya. Dan dari sinilah, manager tersebut dapat dihormati dan memiliki nama baik yang disegani oleh karyawan-karyawanya.