Senin, 19 Maret 2012

"IBU"

Ibu,
Engkau adalah anugrah yang selalu aku syukuri
Engkau yang menjembatani ku hingga aku hadir di duniamu
Engkau yang berjuang keras untuk hidupku
Engkau yang mempertaruhkan nyawa untuk memberikan kehidupan

Seperti cahaya yang memberikanku penerangan dikala aku gelisah
Engkau membelaiku dengan penuh ketulusan
Menciumku dengan penuh kasih sayang
Memelukku dengan hangat hingga aku terlalap dalam nyaman

Engkau yang selalu setia menemaniku
Dengan penuh yakin kau menyemangati segala yang ku lakukan
Pengorbananmu yang selalu membuatku kuat
Cinta kasihmu yang selalu membuatku bangga memiliki seorang Ibu sepertimmu

Entah dengan apalagi ku ucapkan
Segala keindahan ada padamu Ibu
Terimakasih untuk segala hal yang engkau berikan
Aku hanya seorang anak yang teramat mengagumi mu
Dan akan selalu berusaha melakukan yang terbaik untukmu

Maafkan aku untuk kesalahan yang membuatmu luka
Sejujurnya itu bukanlah inginku
Hanya sepenggal ke'egoisan sesaat yang membuatku menyesal akhirnya

Aku sangat mencintaimu Ibu
Sungguh mencintaimu

PENALARAN INDUKTIF

BENTUK-BENTUK PEMIKIRAN

Ada tiga bentuk pemikiran, yakni pengertian (konsep), pernyataan (proposisi), dan penalaran (reasoning).
Pengertian merupakan suatu yang abstrak. Pengertian terbentuk bersamaan dengan observasi empiris. Ketika kita melihat pohon, awan, langit dan laut, terbentuklah pengertian tentang hal tersebut dalam pikiran. Jadi, aktivitas pikiran terjadi bersamaan dengan aktivitas indera.
Pengertian disampaikan dalam wujud lambing, yakni bahasa.dalam bahasa, lambing pengertian ialah kata. Kata sebagai fungsi pengertian disebut term.
Tidak ada pengertian yang berdiri sendiri, selalu ada rangkaian-rangkaian pengertian, dan rangkaian pengertian itulah yang disebut pernyataan atau proposisi.. sebuah proposisi terdiri dari tiga unsure yakni subyek, predikat, dan kata penghubung. Predikat adalah pengertian yang menerangkan, subyek addalah pengertian yang di terangkan, dan kata penghubung  mengakui atau memungkiri hubungan antara subjek dan predikat.
Adadua macam proposisi, yaitu:
1.      Proposisi empiric atau proposisi dasar
Adalah pernyataan yang dapat diverifikasi secara empiric
Contoh :           
- Kupu-kupu itu cantik
-   Kupu-kupu itu terbang
2.      Proposisi mutlak
Addalah pernyataan yang jelas dengan sendirinya sehingga tidak perlu dibuktikan secara empiris.
Contoh :           
-Yatim adalah anak yang tidak punya bapak
- Piatu adalah anak yang tidak punya ibu

Berdasarkan hubungan subyek dan predikat, proposisi dibedakan atas :
1.      Proposisi hipotik
Hubungan predikat dan subjek bergantung pada syarat
2.      Proposisi kategorik
Hubungan predikat dan subjek tidak bersyarat



PENALARAN
Penalaran adalah bentuk tertinggi dari pemikiran, dan sebab itu lebih rumit disbanding pengertian dan proposisi.
Secara sederhana penalaran dapat didefinisikan sebagai proses pengambilan kesimpulan berdasarkan proposisi-proposisi yang mendahuluinya.
Contoh :
Logam 1 memuai jika di panaskan
Logam 2 memuai jika dipanaskan
Logam 3 memuai jika dipanaskan
Dst.
Jadi : semua logam yang dipanaskan memuai

KONKLUSI DAN PREMIS
Dari contoh di atas,dapat kita katakana bahwa penalaran ialah gerak pikiran dari proposisi 1 dan seterusnya, hingga akhir. Jadi penalaran merupakan suatu proses pikiran.sebuah penalaran terdiri atas premis dan kesimpulan.
Premis dibedakan menjadi :
1.      Premis mayor
2.      Premis minor

HUKUM-HUKUM PENALARAN
Perlu diperhatikan bahwa “yang benar” tidak sama dengan “yang logis”. Yang benar adalah suatu proposisi. Sebuah proposisi itu benar jika ada kesesuain antara subjek dan predikat. Yang logis adalah penalaran. Suatu penalaran dinamakan logis jika mempunyai bentuk yang tepat, dan sebab itu penalaran itu sahih.
Nah, dengan asumsi bahwa bentuk penalaran itu sahih, maka hubungan  kebenaran antara premis dan konklusi dapat dirumuskan dalam hokum-hukum penalaran sebagai berikut :
1.      Apabila premis benar, konklusi benar
Contoh :
Semua manusia akan mati
Ali adalah manusia
Jadi : Ali akan mati
Disini, premis mayor dan premis minor benar. Oleh sebab itu konklusinya juga benar

2.Apabila konklusi salah, premisnya juga salah
Contoh:
Semua manusia akan mati
Malaikat adalah manusia
Jadi : malaikat akan mati
Disini konklusinya salah, sebab itu premisnya (kedua-duanya atau salah satunnya) juga pastisalah. Premis mayor benar, premis minor salah, sebab malaikat memang bukan manusia, jadi konklusi salah karena premis minornya salah.

3.Apabila premisnya salah, konklusinya dapat benar dapat salah
Contoh :
Malaikat itu benda fisik
Batu itu malaikat
Jadi : batu itu benda fisik
Disini kedua premisnya salah, tetapi konklusinya benar.

4.Apabila konklusi benar, premis dapat benar dan dapat salah
Contoh : lihat contoh diatas

PENALARAN INDUKTIF 
Penalaran Induktif adalah suatu proses berfikir berupa penarikan kesimpulan yang bersifat umum (berlaku untuk semua/ banyak) atas dasar pengetahuan tentang hal-hal khusus (fakta). Artinya dari fakta-fakta yang diperoleh kemudian ditarik sebuah kesimpulan. Penalaran induktif dapat dilakukan secara terbatas dengan mencoba-coba. Sehingga dapat dikatakan bahwa penalaran induktif adalah proses penarikan kesimpulan dari kasus-kasus khusus menjadi kesimpulan yang bersifat umum. 
Penarikan kesimpulan dari suatu penalaran induktif tidak dapat dijadikan bukti. Ini dikarenakan kesimpulan yang diperoleh, ditarik dari pemeriksaan beberapa contoh kasus khusus yang benar, tetapi belum tentu berlaku benar untuk semua kasus. Kesimpulan tersebut boleh jadi valid (syah) pada contoh yang diperiksa, tetapi bisa jadi tidak dapat diterapkan pada seluruh kasus. Untuk membuktikannya berlaku dalam setiap kasus, maka harus dilakukan proses pembuktian secara deduksi. 
Ada 3 jenis penalaran induksi, yaitu : 
1.      Generalisasi Penalaran generalisasi dimulai dengan peristiwa – peristiwa khusus untuk mengambil kesimpulan secara umum. Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala.
·        Generalisasi Tanpa Loncatan Induktif Fakta yang dugunakan belum mencerminkan seluruh fenomena yang ada. Contoh : Setelah kita menyelidiki sebagian bangsa Indonesia bahwa mereka adalah manusia yang suka bergotong-royong, kemudian kita simpulkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang suka bergotong-royong, maka penyimpulan ini adalah generalisasi tidak sempurna. 
·        Generalisasi Dengan Loncatan Induktif Fakta yang diberikan cukup banyak dan meyakinkan. Contoh : Setelah kita memerhatikan jumlah hari pada setiap bulan pada tahun Masehi, kemudian disimpulkan bahwa : Semua bulan Masehi mempunyai hari tidak lebih dari tiga puluh satu. Dalam penyimpulan ini, keseluruhan fenomena yaitu jumlah hari pada setiap bulan kita selidiki tanpa ada yang kita tinggalkan. 

2.      Analogi Analogi yaitu proses membandingkan dari dua hal yang berlainan berdasarkan kesamaannya kemudian berdasarkan kesamaannya itu ditarik suatu kesimpulan. Kesimpulan yang diambil dengan analogi, yaitu kesimpulan dari pendapat khusus dengan beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan kondisinya. 
Tujuan Analogi: 
·         Meramalkan kesamaan 
·         Menyingkap kekeliruan 
·         Menyusun sebuah klasifikasi 

Contoh : Kita banyak tertarik dengan planet Mars, karena banyak persamaannya dengan bumi kita. Mars dan Bumi menjadi anggota tata surya yang sama. Mars mempunyai atsmosfir seperti Bumi. Temperaturnya hampir sama dengan Bumi. Unsur air dan oksigennya juga ada. Caranya mengelilingi matahari menyebabkan pula timbulanya musim seperti di Bumi. Jika di Bumi ada makhluk. Tidaklah mungkin ada mahluk hidup di planet Mars. 

3.      Kausal Kausal adalah merupakan prinsip sebab-akibat yang di haruri dan pasti antara gejala kejadian, serta bahwa setiap kejadian memperoleh kepastian dan keharusan serta kekhususan-kekhususan eksistensinya dari sesuatu atau berbagai hal lainnya yang mendahuluinya , merupakan hal-hal yang diterima tanpa ragu dan tidak memerlukan sanggahan. 
Tujuan Kausal : Tujuan kausal terdapat dalam Hubungan Kausal Dapat berlangsung dalam tiga pola : 
·         Sebab ke akibat
Dari peristiwa yang dianggap sebagai sebab menuju kesimpulan sebagai efek. 
·         Akibat ke sebab 
Dari peristiwa yang dianggap sebagai akibat menuju sebab yang mungkin telah menimbulkan akibat.
·         Akibat ke akibat 
Dari akibat ke akibat yang lain tanpa menyebut sebab umum yang menimbulkan kedua akibat. 
Contoh : 
·         Sebab- akibat 
Hujan turun di daerah bekasi mengakibatkan timbulnya banjir.
·         Akibat – Sebab.
Heru tidak lulus dalam ujian matematika disebabkan dia tidak belajar dengan rajin. 
·         Akibat – Akibat. 
·         Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah.